Perang Dunia II, secara resmi mulai berkecamuk pada tanggal 1 September
1939 sampai tanggal 14 Agustus 1945. Tapi ada yang berpendapat
sebenarnya sudah mulai pada tanggal 1 Maret 1937 ketika Jepang menduduki
Manchuria. Sampai saat ini, perang ini adalah perang yang paling
dahsyat pernah terjadi di muka bumi. Kurang lebih 50.000.000 (limapuluh
juta) orang tewas dalam konflik ini.
Searah jarum jam dari atas: Pendaratan sekutu di
Pantai Normandy, gerbang kamp konsentrasi di Auschwitz, Tentara Merah
mengibarkan bendera Soviet diatas gedung Reichstag, ledakan bom atom di
Hiroshima, dan parade militer 1936 di Nuremberg.
Secara kasar bisa dikatakan bahwa peperangan mulai pada saat pendudukan
Jerman di Polandia pada tanggal 1 September 1939 dan berakhir pada
tanggal 14/15 Agustus ketika Jepang menyerah kepada tentara Amerika
Serikat, meskipun ada yang berpendapat sebenarnya perang ini sudah lebih
awal mulai.
Perang berkecamuk di tiga benua tua: Afrika, Asia dan Eropa. Berikut
ialah data pertempuran-pertempuran dan peristiwa penting di setiap
benua.
Asia dan Pasifik
1937: Perang China-Jepang
Konflik perang mulai di Asia beberapa tahun sebelum pertikaian dimulai
di Eropa. Jepang telah menginvasi China pada 1931, jauh sebelum Perang
Dunia II dimulai di Eropa. Pada 1 Maret, Jepang menunjuk Henry Pu Yi
menjadi kaisar di Manchukuo, negara boneka bentukan Jepang di Manchuria.
Pada 1937, perang telah dimulai, ketika Jepang mengambil alih
Manchuria.
Roosevelt menandatangani sebuah perintah eksekutif yang tidak
diterbitkan (rahasia) pada Mei 1940 mengijinkan personel militer AS
untuk mundur dari tugas sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam
operasi terselubung di China: Grup Sukarelawan Semua, juga dikenal
sebagai Harimau Terbang Chennault. Selama periode tujuh bulan, Harimau
Terbang Chennault menghancurkan sekitar 600 pesawat Jepang,
menenggelamkan sejumlah kapal Jepang dan memberhentikan invasi Jepang
terhadap Burma. Dengan Amerika Serikat dan negara lainnya memotong
ekspor ke Jepang, Jepang merencanakan serangan terhadap Pearl Harbor
pada 7 Desember 1941 tanpa peringatan deklarasi perang, mengakibatkan
kerusakan parah di Armada Pasifik Amerika. Hari berikutnya, pasukan
Jepang tiba di Hong Kong, yang kemudian menyebabkan menyerahnya pasukan
Inggris pada Hari Natal di kemudian hari di bulan itu.
1940: Jajahan Perancis
Pada 1940, Jepang menduduki Indochina Perancis (kini Vietnam) sesuai
persetujuan dengan Pemerintahan Vichy meskipun secara lokal terdapat
kekuatan Perancis Bebas (Free French), dan bergabung dengan kekuatan
Poros Jerman dan Italia. Aksi ini menguatkan konflik Jepang dengan
Amerika Serikat dan Britania Raya yang bereaksi dengan boikot minyak.
1941: Pearl Harbor, A.S. turut serta dalam perang, invasi Jepang di Asia Tenggara
Pada 7 Desember 1941, pesawat Jepang dikomandoi oleh Laksamana Madya
Chuichi Nagumo melaksanakan serangan udara kejutan terhadap Pearl
Harbor, pangkalan angkatan laut AS terbesar di Pasifik. Pasukan Jepang
menghadapi perlawanan kecil dan menghancurkan pelabuhan tersebut. AS
dengan segera mengumumkan perang terhadap Jepang.
Bersamaan dengan serangan terhadap Pearl Harbor, Jepang juga menyerang
pangkalan udara A.S. di Filipina. Setelah serangan ini, Jepang
menginvasi Filipina, dan juga Koloni Inggris Hong Kong, Malaya, Borneo
dan Birma dengan maksud menguasai ladang minyak Hindia Belanda. Seluruh
wilayah ini, dan lebih luas lagi, jatuh ke tangan Jepang dalam waktu
bulanan saja. Markas Britania Raya di Singapura juga dikuasai yang
dianggap oleh Churchill salah satu kekalahan paling memalukan Britania
sepanjang sejarah.
1942: Invasi Hindia-Belanda
Penyerbuan ke Hindia Belanda diawali dengan serangan Jepang ke Labuan,
Brunei, Singapura, Semenanjung Malaya, Palembang, Tarakan dan Balikpapan
yang merupakan daerah-daerah sumber minyak. Jepang sengaja mengambil
taktik tersebut sebagai taktik gurita yang bertujuan mengisolasi
kekuatan Hindia Belanda dan Sekutunya yang tergabung dalam front ABDA
(America (Amerika Serikat), British (Inggris), Dutch (Belanda),
Australia) yang berkedudukan di Bandung. Serangan-serangan itu
mengakibatkan kehancuran pada armada laut ABDA khususnya Australia dan
Belanda.
Sejak peristiwa ini, Sekutu akhirnya memindahkan basis pertahanannya ke
Australia meskipun demikian Sekutu masih mempertahankan beberapa
kekuatannya di Hindia Belanda agar tidak membuat Hindia Belanda merasa
ditinggalkan dalam pertempuran ini.
Jepang mengadakan serangan laut besar-besaran ke Pulau Jawa pada bulan
Februari-Maret 1942 dimana terjadi Pertempuran Laut Jawa antara armada
laut Jepang melawan armada gabungan yang dipimpin oleh Laksamana Karel
Doorman. Armada Gabungan sekutu kalah dan Karel Doorman gugur.
Jepang menyerbu Batavia (Jakarta) yang akhirnya dinyatakan sebagai kota
terbuka, kemudian terus menembus Subang dan berhasil menembus garis
pertahanan Lembang-Ciater, kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan
Sekutu-Hindia Belanda terancam. Sementara di front Jawa Timur, tentara
Jepang berhasil menyerang Surabaya sehingga kekuatan Belanda ditarik
sampai garis pertahanan Porong.
Terancamnya kota Bandung yang menjadi pusat pertahanan dan pengungsian
membuat panglima Hindia Belanda Letnan Jendral Ter Poorten mengambil
inisiatif mengadakan perdamaian. Kemudian diadakannya perundingan antara
Tentara Jepang yang dipimpin oleh Jendral Hitoshi Imamura dengan pihak
Belanda yang diwakili Letnan Jendral Ter Poorten dan Gubernur Jendral
jhr A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Pada Awalnya Belanda
bermaksud menyerahkan kota Bandung namun tidak mengadakan kapitulasi
atau penyerahan kekuasaan Hindia Belanda kepada Pihak Jepang. Pada saat
itu posisi Panglima tertinggi angkatan perang Hindia Belanda tidak lagi
berada pada Gubernur Jendral namun diserahkan kepada Ter Poorten
sehingga dilain waktu Belanda menganggap bahwa kedudukan di Hindia
Belanda masih tetap sah dilanjutkan. Namun setelah Jepang mengancam akan
mengebom kota Bandung akhirnya Jendral Ter Poorten setuju untuk
menyerah tanpa syarat kepada Jepang.
1942: Laut Coral, Port Moresby, Midway, Guadalcanal
Pada Mei 1942, serangan laut terhadap Port Moresby, Papua Nugini
digagalkan oleh pasukan Sekutu dalam Perang Laut Coral. Kalau saja
penguasaan Port Moresby berhasil, Angkatan Laut Jepang dapat juga
menyerang Australia. Ini merupakan perlawanan pertama yang berhasil
terhadap rencana Jepang dan pertarungan laut pertama yang hanya
menggunakan kapal induk. Sebulan kemudian invasi Atol Midway dapat
dicegah dengan terpecahnya pesan rahasia Jepang, menyebabkan pemimpin
Angkatan Laut AS mengetahui target berikut Jepang yaitu Atol Midway.
Pertempuran ini menyebabkan Jepang kehilangan empat kapal induk yang
industri Jepang tidak dapat menggantikannya, sementara Angkatan Laut AS
kehilangan satu kapal induk. Kemenangan besar buat AS ini menyebabkan
Angkatan Laut Jepang kini dalam posisi bertahan.
Namun, dalam bulan Juli penyerangan darat terhadap Port Moresby
dijalankan melalui Track Kokoda yang kasar. Di sini pasukan Jepang
bertemu dengan pasukan cadangan Australia, banyak dari mereka masih muda
dan tak terlatih, menjalankan aksi perang dengan keras kepala menjaga
garis belakang sampai tibanya pasukan reguler Australia dari aksi di
Afrika Utara, Yunani dan Timur Tengah.
Para pemimpin Sekutu telah setuju mengalahkan Nazi Jerman adalah
prioritas utama masuknya Amerika ke dalam perang. Namun pasukan AS dan
Australia mulai menyerang wilayah yang telah jatuh, mulai dari Pulau
Guadalcanal, melawan tentara Jepang yang getir dan bertahan kukuh. Pada 7
Agustus 1942 pulau tersebut diserang oleh Amerika Serikat. Pada akhir
Agustus dan awal September, selagi perang berkecamuk di Guadalcanal,
sebuah serangan amfibi Jepang di timur New Guinea dihadapi oleh pasukan
Australia dalam Teluk Milne, dan pasukan darat Jepang menderita
kekalahan meyakinkan yang pertama. Di Guadalcanal, pertahanan Jepang
runtuh pada Februari 1943.
Pendaratan AS di Pasifik, Agustus 1942-Agustus 1945
1943�45: Serangan Sekutu di Asia dan Pasifik
Pasukan Australia and AS melancarkan kampanye yang panjang untuk merebut
kembali bagian yang diduduki oleh Pasukan Jepang di Kepulauan Solomon,
New Guinea dan Hindia Belanda, dan mengalami beberapa perlawanan paling
sengit selama perang. Seluruh Kepulauan Solomon direbut kembali pada
tahun 1943, New Britain dan New Ireland pada tahun 1944. Pada saat
Filipina sedang direbut kembali pada akhir tahun 1944, Pertempuran Teluk
Leyte berkecamuk, yang disebut sebagai perang laut terbesar sepanjang
sejarah. Serangan besar terakhir di area Pasifik barat daya adalah
kampanye Borneo pertengahan tahun 1945, yang ditujukan untuk mengucilkan
sisa-sisa pasukan Jepang di Asia Tenggara, dan menyelamatkan tawanan
perang Sekutu.
Kapal selam dan pesawat-pesawat Sekutu juga menyerang kapal dagang
Jepang, yang menyebabkan industri di Jepang kekurangan bahan baku. Bahan
baku industri sendiri merupakan salah satu alasan Jepang memulai perang
di Asia. Keadaan ini semakin efektif setelah Marinir AS merebut
pulau-pulau yang lebih dekat ke kepulauan Jepang.
Tentara Nasionalis China (Kuomintang) dibawah pimpinan Chiang Kai-shek
dan Tentara Komunis China dibawah Mao Zedong, keduanya sama-sama
menentang pendudukan Jepang terhadap China, tetapi tidak pernah
benar-benar bersekutu untuk melawan Jepang. Konflik kedua kekuatan ini
telah lama terjadi jauh sebelum Perang Dunia II dimulai, yang terus
berlanjut, sampai batasan tertentu selama perang, walaupun lebih tidak
kelihatan.
Pasukan Jepang telah merebut sebagian dari Burma, memutuskan Jalan Burma
yang digunakan oleh Sekutu untuk memasok Tentara Nasionalis China. Hal
ini menyebabkan Sekutu harus menyusun suatu logistik udara berkelanjutan
yang besar, yang lebih dikenal sebagai "flying the Hump". Divisi-divisi
China yang dipimpin dan dilatih oleh AS, satu divisi Inggris, dan
beberapa ribu tentara AS, membersihkan Burma utara dari pasukan Jepang
sehingga Jalan Ledo dapat dibangun untuk menggantikan Jalan Burma. Lebih
ke selatan, induk dari tentara Jepang di kawasan perang ini berperang
sampai terhenti di perbatasan Burma-India oleh Tentara ke-14 Inggris
yang dikenal sebagai "Forgotten Army", yang dipimpin oleh Mayor Jendral
Wingate yang kemudian melancarkan serangan balik dan berhasil dengan
taktik gerilyanya yang terkenal dan bahkan dijadikan acuan bagi Tentara
dan Pejuang Indonesia pada tahun 1945-1949. Setelah merebut kembali
seluruh Burma, serangan direncanakan ke semenanjung Malaya ketika perang
berakhir.
1945: Iwo Jima, Okinawa, bom atom, Jepang menyerah kalah
Perebutan pulau-pulau seperti Iwo Jima dan Okinawa oleh pasukan AS
menyebabkan Kepulauan Jepang berada dalam jangkauan serangan laut dan
udara Sekutu. Diantara kota-kota lain, Tokyo dibom bakar oleh Sekutu,
dimana dalam penyerangan awal sendiri ada 90.000 orang tewas akibat
kebakaran hebat di seluruh kota. Jumlah korban yang tinggi ini
disebabkan oleh kondisi penduduk yang padat di sekitar sentra produksi
dan konstruksi kayu serta kertas pada rumah penduduk yang banyak
terdapat di masa itu. Belakangan tanggal 6 Agustus 1945, bomber B-29
"Enola Gay" yang dipiloti oleh Kolonel Paul Tibbets melepaskan satu bom
atom Little Boy di Hiroshima, yang secara efektif menghancurkan kota
tersebut. Pada tanggal 8 Agustus 1945, Uni Soviet mendeklarasikan perang
terhapap Jepang, seperti yang telah disetujui pada Konferensi Yalta,
dan melancarkan serangan besar terhadap Manchuria yang diduduki Jepang
(Operasi Badai Agustus). Tanggal 9 Agustus 1945, bomber B-29 "Bock's
Car" yang dipiloti oleh Mayor Charles Sweeney melepaskan satu bom atom
Fat Man di Nagasaki.
Kombinasi antara penggunaan bom atom dan keterlibatan baru Uni Soviet
dalam perang merupakan faktor besar penyebab menyerahnya Jepang,
walaupun sebenarnya Uni Soviet belum mengeluarkan deklarasi perang
sampai tanggal 8 Agustus 1945, setelah bom atom pertama dilepaskan.
Jepang menyerah tanpa syarat pada tanggal 14 Agustus 1945, menanda
tangani surat penyerahan pada tanggal 2 September 1945 diatas kapal USS
Missouri di teluk Tokyo.
Afrika dan Timur Tengah
1940: Mesir dan Somaliland
Pertempuran di Afrika Utara bermula pada 1940, ketika sejumlah kecil
pasukan Inggris di Mesir memukul balik serangan pasukan Italia dari
Libya yang bertujuan untuk merebut Mesir terutama Terusan Suez yang
vital. Tentara Inggris, India, dan Australia melancarkan serangan balik
dengan sandi Operasi Kompas (Operation Compass), yang terhenti pada 1941
ketika sebagian besar pasukan Persemakmuran (Commonwealth) dipindahkan
ke Yunani untuk mempertahankannya dari serangan Jerman. Tetapi pasukan
Jerman yang belakangan dikenal sebagai Korps Afrika di bawah pimpinan
Erwin Rommel mendarat di Libya, melanjutkan serangan terhadap Mesir.
1941: Suriah, Lebanon, Korps Afrika merebut Tobruk
Pada Juni 1941 Angkatan Darat Australia dan pasukan Sekutu menginvasi
Suriah dan Lebanon, merebut Damaskus pada 17 Juni. Di Irak, terjadi
penggulingan kekuasaan atas pemerintah yang pro-Inggris oleh kelompok
Rashid Ali yang pro-Nazi. Pemberontakan didukung oleh Mufti Besar
Yerusalem, Haji Amin al-Husseini. Oleh karena merasa garis belakangnya
terancam, Inggris mendatangkan bala bantuan dari India dan menduduki
Irak. Pemerintahan pro-Inggris kembali berkuasa, sementara Rashid Ali
dan Mufti Besar Yerusalem melarikan diri ke Iran. Namun kemudian Inggris
dan Uni Soviet menduduki Iran serta menggulingkan shah Iran yang
pro-Jerman. Kedua tokoh Arab yang pro-Nazi di atas kemudian melarikan
diri ke Eropa melalui Turki, di mana mereka kemudian bekerja sama dengan
Hitler untuk menyingkirkan orang Inggris dan orang Yahudi. Korps Afrika
dibawah Rommel melangkah maju dengan cepat ke arah timur, merebut kota
pelabuhan Tobruk. Pasukan Australia dan Inggris di kota tersebut
berhasil bertahan hingga serangan Axis berhasil merebut kota tersebut
dan memaksa Angkatan Darat Ke-8 (Eight Army) mundur ke garis di El
Alamein.
1942: Pertempuran El Alamein Pertama dan Kedua
Pertempuran El Alamein Pertama terjadi di antara 1 Juli dan 27 Juli
1942. Pasukan Jerman sudah maju ke yang titik pertahanan terakhir
sebelum Alexandria dan Terusan Suez. Namun mereka telah kehabisan
suplai, dan pertahanan Inggris dan Persemakmuran menghentikan arah
mereka.
Pertempuran El Alamein Kedua terjadi di antara 23 Oktober dan 3 November
1942 sesudah Bernard Montgomery menggantikan Claude Auchinleck sebagai
komandan Eighth Army. Rommel, panglima cemerlang Korps Afrika Tantara
Jerman, yang dikenal sebagai "Rubah Gurun", absen pada pertempuran luar
biasa ini, karena sedang berada dalam tahap penyembuhan dari sakit
kuning di Eropa. Montgomery tahu Rommel absen. Pasukan Persemakmuran
melancarkan serangan, dan meskipun mereka kehilangan lebih banyak tank
daripada Jerman ketika memulai pertempuran, Montgomery memenangkan
pertempuran ini.
Sekutu mempunyai keuntungan dengan dekatnya mereka ke suplai mereka
selama pertempuran. Lagipula, Rommel hanya mendapat sedikit atau bahkan
tak ada pertolongan kali ini dari Luftwaffe, yang sekarang lebih
ditugaskan dengan membela angkasa udara Eropa Barat dan melawan Uni
Soviet daripada menyediakan bantuan di Afrika Utara untuk Rommel.
Setelah kekalahan Jerman di El Alamein, Rommel membuat penarikan
strategis yang cemerlang ke Tunisia. Banyak sejarawan berpendapat bahwa
berhasilnya Rommel pada penarikan strategis Korps Afrika dari Mesir
lebih mengesankan daripada kemenangannya yang lebih awal, termasuk
Tobruk, karena dia berhasil membuat seluruh pasukannya kembali utuh,
melawan keunggulan udara Sekutu dan pasukan Persemakmuran yang sekarang
diperkuat oleh pasukan AS.
1942: Operasi Obor (Operation Torch), Afrika Utara Perancis
Untuk melengkapi kemenangan ini, pada 8 November 1942 dilancarkanlah
Operasi Obor (Operation Torch) dibawah pimpinan Jendral Dwight
Eisenhower. Tujuan utama operasi ini adalah merebut kontrol terhadap
Maroko dan Aljazair melalui pendaratan simultan di Casablanca, Oran, dan
Aljazair, yang dilanjutkan beberapa hari kemudian dengan pendaratan di
B�ne, gerbang menuju Tunisia. Pasukan lokal di bawah Perancis Vichy
melakukan perlawanan terbatas sebelum akhirnya bernegosiasi dan
mengakhiri perlawanan.
1943: Kalahnya Korps Afrika
Korps Afrika tidak mendapat suplai secara memadai akibat dari hilangnya
pengapalan suplai oleh serangan Angkatan Laut dan Angkatan Udara Sekutu,
terutama Inggris, di Laut Tengah. Kekurangan persediaan ini dan tak
adanya dukungan udara, memusnahkan kesempatan umtuk melancarkan serangan
besar bagi Jerman di Afrika. Pasukan Jerman dan Italia terjepit
diantara pergerakan maju pasukan Sekutu di Aljazair dan Libia. Pasukan
Jerman yang sedang mundur terus melakukan perlawanan sengit, dan Rommel
mengalahkan pasukan AS pada Pertempuran Kasserine Pass sebelum
menyelesaikan pergerakan mundur strategisnya menuju garis suplai Jerman.
Dengan pasti, bergerak maju baik dari arah timur dan barat, pasukan
Sekutu akhirnya mengalahkan Korps Afrika Jerman pada 13 Mei 1943 dan
menawan 250.000 tentara Axis.
Setelah jatuh ke tangan Sekutu, Afrika Utara dijadikan batu loncatan
untuk menyerang Sisilia pada 10 Juli 1943. Setelah merebut Sisilia,
pasukan Sekutu melancarkan serangan ke Italia pada 3 September 1943.
Italia menyerah pada 8 September 1943, tetapi pasukan Jerman terus
bertahan melakukan perlawanan. Roma akhirnya dapat direbut pada 5 Juni
1944.
Eropa dan Rusia (Uni Soviet)
1939: Invasi Polandia, Invasi Finlandia
Perang Dunia II mulai berkecamuk di Eropa dengan dimulainya serangan ke
Polandia pada 1 September 1939 yang dilakukan oleh Hitler dengan gerak
cepat yang dikenal dengan taktik Blitzkrieg, dengan memanfaatkan musim
panas yang menyebabkan perbatasan sungai dan rawa-rawa di wilayah
Polandia kering yang memudahkan gerak laju pasukan lapis baja Jerman
serta mengerahkan ratusan pembom tukik yang terkenal Ju-87 Stuka.
Polandia yang sebelumnya pernah menahan Uni Soviet di tahun 1920-an saat
itu tidak memiliki kekuatan militer yang berarti. Kekurangan pasukan
lapis baja, kekurang siapan pasukan garis belakang dan koordinasinya dan
lemahnya Angkatan Udara Polandia menyebabkan Polandia sukar memberi
perlawanan meskipun masih memiliki 100 pesawat tempur namun jumlah itu
tidak berarti melawan Angkatan Udara Jerman "Luftwaffe". Perancis dan
kerajaan Inggris menyatakan perang terhadap Jerman pada 3 September
sebagai komitment mereka terhadap Polandia pada pakta pertahanan Maret
1939.
Setelah mengalami kehancuran disana sini oleh pasukan Nazi, tiba tiba
Polandia dikejutkan oleh serangan Uni Soviet pada 17 September dari
timur yang akhirnya bertemu dengan Pasukan Jerman dan mengadakan garis
demarkasi sesuai persetujuan antara Menteri Luar Negeri keduanya,
Ribentrop-Molotov. Akhirnya Polandia menyerah kepada Nazi Jerman setelah
kota Warsawa dihancurkan, sementara sisa sisa pemimpin Polandia
melarikan diri diantaranya ke Rumania. Sementara yang lain ditahan baik
oleh Uni Soviet maupun Nazi. Tentara Polandia terakhir dikalahkan pada 6
Oktober.
Jatuhnya Polandia dan terlambatnya pasukan sekutu yang saat itu dimotori
oleh Inggris dan Perancis yang saat itu dibawah komando Jenderal
Gamelin dari Perancis membuat Sekutu akhirnya menyatakan perang terhadap
Jerman. Namun juga menyebabkan jatuhnya kabinet Neville Chamberlain di
Inggris yang digantikan oleh Winston Churchill. Ketika Hitler menyatakan
perang terhadap Uni Soviet, Uni Soviet akhirnya membebaskan tawanan
perang Polandia dan mempersenjatainya untuk melawan Jerman. Invasi ke
Polandia ini juga mengawali praktek prektek kejam Pasukan SS dibawah
Heinrich Muller terhadap orang orang Yahudi.
Perang Musim Dingin dimulai dengan invasi Finlandia oleh Uni Soviet, 30
November 1939. Pada awalnya Finlandia mampu menahan pasukan Uni Soviet
meskipun pasukan Soviet memiliki jumlah besar serta dukungan dari armada
udara dan lapis baja, karena Soviet banyak kehilangan jendral-jendral
yang cakap akibat pembersihan yang dilakukan oleh Stalin pada saat
memegang tampuk kekuasaan menggantikan Lenin. Finlandia memberikan
perlawanan yang gigih yang dipimpin oleh Baron Carl Gustav von
Mannerheim serta rakyat Finlandia yang tidak ingin dijajah. Bantuan
senjata mengalir dari negara Barat terutama dari tetangganya Swedia yang
memilih netral dalam peperangan itu. Pasukan Finlandia memanfaatkan
musim dingin yang beku namun dapat bergerak lincah meskipun kekuatannya
sedikit (kurang lebih 300.000 pasukan). Akhirnya Soviet mengerahkan
serangan besar besaran dengan 3.000.000 tentara menyerbu Finlandia dan
berhasil merebut kota-kota dan beberapa wilayah Finlandia. Sehingga
memaksa Carl Gustav untuk mengadakan perjanjian perdamaian.
Ketika Hitler menyerang Rusia (Uni Soviet), Hitler juga memanfaatkan
pejuang-pejuang Finlandia untuk melakukan serangan ke kota St.
Petersburg.
1940: Invasi Eropa Barat, Republik-republik Baltik, Yunani, Balkan
Dengan tiba-tiba Jerman menyerang Denmark dan Norwegia pada 9 April 1940
melalui Operasi Weser�bung, yang terlihat untuk mencegah serangan
Sekutu melalui wilayah tersebut. Pasukan Inggris, Perancis, dan Polandia
mendarat di Namsos, Andalsnes, dan Narvik untuk membantu Norwegia. Pada
awal Juni, semua tentara Sekutu dievakuasi dan Norwegia-pun menyerah.
Operasi Fall Gelb, invasi Benelux dan Perancis, dilakukan oleh Jerman
pada 10 Mei 1940, mengakhiri apa yang disebut dengan "Perang Pura-Pura"
(Phony War) dan memulai Pertempuran Perancis. Pada tahap awal invasi,
tentara Jerman menyerang Belgia, Belanda, dan Luxemburg untuk
menghindari Garis Maginot dan berhasil memecah pasukan Sekutu dengan
melaju sampai ke Selat Inggris. Negara-negara Benelux dengan cepat jatuh
ke tangan Jerman, yang kemudian melanjutkan tahap berikutnya dengan
menyerang Perancis. Pasukan Ekspedisi Inggris (British Expeditionary
Force) yang terperangkap di utara kemudian dievakuasi melalui Dunkirk
dengan Operasi Dinamo. Tentara Jerman tidak terbendung, melaju melewati
Garis Maginot sampai ke arah pantai Atlantik, menyebabkan Perancis
mendeklarasikan gencatan senjata pada 22 Juni dan terbentuklah
pemerintahan boneka Vichy.
Pada Juni 1940, Uni Soviet memasuki Latvia, Lituania, dan Estonia serta menganeksasi Bessarabia dan Bukovina Utara dari Rumania.
Jerman bersiap untuk melancarkan serangan ke Inggris dan dimulailah apa
yang disebut dengan Pertempuran Inggris atau Battle of Britain, perang
udara antara AU Jerman Luftwaffe melawan AU Inggris Royal Air Force pada
tahun 1940 memperebutkan kontrol atas angkasa Inggris. Jerman berhasil
dikalahkan dan membatalkan Operasi Singa Laut untuk menginvasi daratan
Inggris. Perang juga berkecamuk di laut, pada Pertempuran Atlantik
kapal-kapal selam Jerman (U-Boat) berusaha untuk menenggelamkan kapal
dagang yang membawa suplai kebutuhan ke Inggris dari Amerika Serikat.
Pada 27 September 1940, ditanda tanganilah pakta tripartit oleh Jerman,
Italia, dan Jepang yang secara formal membentuk persekutuan dengan nama
(Kekuatan Poros).
Italia menyerbu Yunani pada 28 Oktober 1940 melalui Albania, tetapi
dapat ditahan oleh pasukan Yunani yang bahkan menyerang balik ke
Albania. Hitler kemudian mengirim tentara untuk membantu Mussolini
berperang melawan Yunani. Pertempuran juga meluas hingga wilayah yang
dikenal sebagai wilayah bekas Yugoslavia. Pasukan NAZI mendapat dukungan
dari sebagian Kroasia dan Bosnia, yang merupakan konflik laten di
daerah itu sepeninggal Kerajaan Ottoman. Namun Pasukan Nazi mendapat
perlawanan hebat dari kaum Nasionalis yang didominasi oleh Serbia dan
beberapa etnis lainnya yang dipimpin oleh Josip Broz Tito. Pertempuran
dengan kaum Nazi merupakan salah satu bibit pertempuran antar etnis di
wilayah bekas Yugoslavia pada dekade 1990-an.
1941: Invasi Uni Soviet
* Operasi Barbarossa, invasi Uni Soviet dilakukan oleh Jerman
* Pertempuran Stalingrad
1944: Serangan Balik
* Invasi Normandia (D-Day), invasi di Perancis oleh pasukan Amerika Serikat dan Inggris, 1944
1945: Runtuhnya Kerajaan Nazi Jerman
Pada akhir bulan april 1945, ibukota Jerman yaitu Berlin sudah dikepung
oleh Uni Soviet dan pada tanggal 1 Mei 1945, Adolf Hitler bunuh diri
bersama dengan istrinya Eva Braun didalam bunkernya, sehari sebelumnya
Adolf Hitler menikahi Eva Braun, dan setelah mati memerintah pengawalnya
untuk membakar mayatnya. Setelah menyalami setiap anggotanya yang masih
setia. Pada tanggal 2 Mei, Karl D�nitz diangkat menjadi pemimpin
menggantikan Adolf Hitler dan menyatakan Berlin menyerah pada tanggal
itu juga. Disusul Pasukan Jerman di Italia yang menyerah pada tanggal 2
juga. Pasukan Jerman di wilayah Jerman Utara, Denmark dan Belanda
menyerah tanggal 4. Sisa pasukan Jerman dibawah pimpinan Alfred Jodl
menyerah tanggal 7 mei di Rheims, Perancis. Tanggal 8 Mei, penduduk di
negara-negara sekutu merayakan hari kemenangan, tetapi Uni Soviet
merayakan hari kemenangan pada tanggal 9 Mei dengan tujuan politik.